Minggu, 22 Agustus 2010

Takut Kepada Allah, Yang Benar Dan Yang Salah


Allah telah memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk takut hanya kepada-Nya,
sebagaimana firman-Nya:

"Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku". (Al-Baqarah: 150)

Juga fi rman-Nya:
"Sesunggahnya itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang orang masyrik Quraisy), harem itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi tahutlah kepada-Ku jika
kamu benar-benar orang yang beriman". (Ali Imran: 175)


Juga firman-Nya:
"Dan hanya kepada-Kalah kamu harus takut". (Al-Baqarah: 40)

Dengan demikian seorang mukmin itu tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah.
Hal itu dikecualikan takut secara naluri (maka ini tidak terlarang), seperti seseorang yang takut terhadap ular, sebagaimana pernah terjadi pada Kaliimullah (Nabi yang diajak bicara oleh Allah, yaitu Nabi Musa), Allah berfirman."Maka Musa merasa takut dalam hatinya.(Thaahaa: 67)


Dan seperti takutnya seseorang terhadap serigala yang akan memangsa kambingnya, sebagaimana tersebut di dalam hadits Khabab bin al-Arat dalam Shahih Bukhari.
Dengan demikian takut kepada Allah dengan puncak dorongan untuk mentaati-Nya dan takut terkena siksa/bencana apabila bermaksiat kepada-Nya adalah tauhid, iman dan ibadah, bahkan merupakan rukun ibadah yang besar dan termasuk amalan hati.

1 Takut Yang Tidak Benar

Sedangkan takut yang tercela dan tidak dibenarkan oleh syari'at antara lain:


1. Khauf sirri (i'tiqadi).
Yaitu seseorang takut kepada selain Allah -baik kepada patung, berhala, orang 
yang telah mati, mayat yang dikubur, thaghut, makhluk yang tidak ada 
di hadapannya dari jin ataupun manusia, tempat-tempat/barang-barang yang 
dikeramatkan, dan lain-lain- akan menimpakan bencana (kesusahan/sesuatu 
yang tidak disakai) secara sirr (rahasia). Sebagaimana rman Allah yang 
menghikayatkan perkataan kaum Nabi Huud

Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sesembahan 
kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. 


Huud 
menjawab: "Sesungguhnya aku menjadikan Allah sebagai saksiku, 
dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas 
diri dari apa yang kamu persekutukan dari selain-Nya, sebab itu 
jalankanlah tipudayamu semnanya terhadapku dan janganlah kamu 
memberi tangguh kepadaku." (Huud: 54 55)




Juga fi rman-Nya tentang sikap orang-orang ka r terhadap Rasulullah
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya?
Dan mereka (orang-orang ka r) mempertakuti kamu dengan 
(sesembahan-sesembahan) yang selain Allah. Dan siapa yang 
disesatkan Allah maka tidak ada seorangpan pemberi petunjuk 
baginya. (Az-Zumar: 36)


Khauf sirr ini termasuk dosa yang besar, bahkan termasuk syirik akbar (syirik besar) yang mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Rasa takut seperti ini dewasa ini terjadi di kalangan para penyembah kubur, tempat-tempat/barang- barang keramat dan lainnya. Mereka takut kepadanya dan mereka menakut-nakuti dengannya kepada para ahlu tauhid tatkala para ahlu tauhid itu memperingatkan peribadahan mereka yang batil dan memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah saja.

2. Khauf 'amali.
Yaitu seseorang meninggalkan sesuatu / amalan yang wajib atau melakukan sesuatu / amalan yang haram karena takut kepada manusia. Hal ini termasuk jenis syirik ashghar (syirik kecil) yang meniadakan kesempurnaan tauhid. Dan inilah yang menyebabkan turunnya rman Allah : (Yang mendapatkan pahala yang besar yaitu orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang
mengatakan-Sesungguhnya manusia (yaitu orang Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penalong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (Ali 'Imran: 173)

Juga Rasulullah bersabda:
Janganlah salah seorang dari kalian menghinakan dirinya, yaitu jika dia melihat satu perkara yang menjadi hak Allah dan menjadi kewajibannya dibicarakan, kemudian dia tidak mengatakannya. Maka Allah akan bertanya( kepadanya pada hari Kiamat): "Apa yang menghalangimu untuk mengatakannya?", kemudian dia akan menjawab: "Rabbku, aku takut kepada manusia". Maka Allah barkata: "Hanya Akulah yang
paling berhak engkau takuti".

3. Takut secara khayalan.
Syeikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di berkata:"Dan jika takut itu adalah takut secara khayalan, seperti takut tanpa sebab mendasar atau takut dengan sebab yang lemah, maka ini adalah takut yang tercela, yang menjadikan pelakunya termasuk orang-orang yang penakut. Rasulullah telah mohon perlindungan kepada Allah dari sifat penakut ini, karena termasuk akhlaq yang buruk. Dengan demikian keimanan yang sempurna, tawakkal dan sifat pemberani akan menolak jenis sifat penakut ini."

2.Takut Yang Benar



Kemudian bahwa takut kepada Allah yang sebenarnya dan yang terpuji adalah 
takut yang menghalangi pemiliknya dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah dan 
mendorongnya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya. Rasulullah bersabda: 
Barangsiapa takut niscaya dia berangkat di waktu akhir malam, dan 
barangsiapa berangkat di waktu akhir malam niscaya dia mencapai tempat 
tujuan. Ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal, 
ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga. 4



Imam Ibnu Abil `Izzi al-Hana berkata:
"Seorang hamba wajib untuk takut dan berharap (kepada Allah), dan 
sesungguhnya takut yang terpuji dan yang sebenarnya adalah yang 
menghalangi pemiliknya dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah. Apabila

(takut) itu melewati batas, dikhawatirkan dia terjatuh pada sikap putus asa."


Syeikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin ha zhahullah berkata:
"Dan takut kepada Allah ada yang terpuji dan ada yang tidak terpuji. 
Yang terpuji adalah yang tujuannya / akhirnya akan menghalangimu dari maksiat terhadap Allah, yang mendorongmu untuk mengerjakan kewajiban- 
kewajiban dan meninggalkan apa-apa yang diharamkan. Sedangkan yang tidak terpuji adalah yang membawa seorang hamba menjadi putus asa dari rahmat Allah, sehingga di saat itu hamba tadi menyesali
(dirinya) dan patah semangat; bisa jadi dia terus-menerus menjalankan kemaksiatan karena keputus-asaannya yang kuat."


Imam Ibnu Abil `Izzi al-Hana juga berkata:
"Dan setiap orang, apabila engkau takut terhadapnya, niscaya engkau lari darinya, kecuali (takut) terhadap Allah Ta'ala, karena sesungguhnya apabila engkau takut terhadap-Nya, niscaya engkau lari kepada-Nya. Maka seseorang yang takut (kepada Allah) itu, dia lari dari Rabbnya menuju Rabbnya."  Sehingga takut seorang hamba yang sebenarnya kepada Allah itu tidak sebagaimana takutnya Iblis/setan kepada Allah. Karena setan itu juga takut kepada Allah, tetapi takutnya tidak mendorongnya untuk tunduk dan taat kepada-Nya, bahkan dia enggan dan sombong/takabbur untuk taat kepada-Nya. Allah ber rman: Dan ketika setan menjadikan mereka (orang-orang ka r Quraisy-pen) memandang baik pekerjaan mereka, dan mengatakan:
"Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu".
Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat sating lihat-melihat (berhadapan pada perang Badar-pen), setan itu balik ke belakang serayamberkata:
"Sesungguhnya saya berlepas diri dari kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kalian tidak dapat melihat, sesungguhnya saya takut kepada Allah."
Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Al- Anfal: 48)


Juga firman-Nya,
(Bujukan orang-orang Mana k itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: "Ka rlah kamu", maka tatkala manusia itu telah ka r, setan berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam." (Al-Hasyr: 16) Dan setan ternrasuk golongan orang-orang ka r karena dia enggan dan takabbur untuk mentaati Allah, walaupun dia juga takut kepada-Nya sebagaimana ayat-ayat di atas.

Allah ber firman:
Dan (ingatlah) ketika Kami ber rman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun sujud kecuali Ibiis, dia enggan dan takabbur dan dia termasuk golongan orang-orang yang ka r. (AI-Baqarah: 34)

Demikianlah takut yang sebenarnya kepada Allah, yang mendorong untuk men-jalankan perintah-perintah-Nya, meninggalkan larangan-larangan-Nya dan bersegera menjalankan berbagai kebaikan. Allah memuji kepada orang yang mempunyai rasa takut semacam ini.

Dia ber rman:
Sesungguhnya orang yang berhati-hati karena takut (terhadap siksa) Rabb mereka. Dan orang-orang yang beriman terhadap ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan (sesuatupun)
dengan Rabb mereka, Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang- orang yang segera memperolehnya. (Al-Mukminun: 57-61)

Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad dan Sunan at-Tirmidzi dari Aisyah spa yang berkata:
Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini. (Dan orang-orang yang memberihan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut)
(Al-Mukminun: 60), apakah mereka adalah orang-orang yang berzina, minum khamr dan mencuri?". Beliau menjawab: "Tidak wahai (Aisyah) anak ash-Shidiiq, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa,
melaksanakan shalat, bershadagah dan mereka khawatir (amalan mereka) tidak diterima."


Al-Hasan berkata:
"Mereka telah beramal -demi Allah- dengan semua ketaatan-ketaatan dan mereka telah bersunggah-sungguh padanya, serta mereka takut (seandainya amalan-amalan mereka) ditolak. Sesungguhnya seorang mukmin itu menggabungkan antara berbuat baik dengan takut (tidak diterima amalannya), sedangkan orang muna k menggabungkan antara berbuat buruk dengan (merasa) aman (dari siksa Allah)."

Dan fi rman-Nya:
Orang-orang laki-Iaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual-beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Dan mereka takut terhadap suatu hari yang (pada hart itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (An-Nur: 37)

sumber:http://www.blogger.com/






2 komentar:

  1. Assalamualikum.warohmatullahi wabarokatuh...

    Hatur Nuhun Artikelna... insya allah manfaat...

    BalasHapus
  2. waallaikum salam warohmatullahi wabarokatuh..

    amien allahhumaamien....insyaallah bo..!!

    BalasHapus